Minggu, 23 Maret 2014

TES INDIVIDU , TES POPULASI KHUSUS DAN TES MINAT

                             
TES INDIVIDU 
                                                     
     Tes yang secara tradisional disebut “tes inteligensi”, yaitu jenis tes yang dibahas adalah turunan langsung dari skala- skala Binet yang asli. Tes seperti ini dirancang untuk digunakan dalam berbagai situasi dan divalidasikan terhadap criteria yang relative luas. Diantara tes- tes inteligensi individu yang paling luas digunakan adalah skala skala Stanford- Binet adalah tes pertama yang dipaparkan dalam bagian ini.

1. Skala inteligensi Stanford- Bonet

Evolusi skala. Diantara berbagai terjemahan dan adaptasi dari tes- tes Binet awal yang muncul di AS, yang paling penting adalah Stanford Binet. Revisi Stanford pertama atas skala Simon Binet dipersiapkan oleh Terman dan kolega- koleganya di Stanford University, diterbitkan pada tahun 1916 ( Terman, 1916). Instruksi rinci untuk menyelenggarakan tes dan menentukan skor telah disediakan, dan istilah IQ digunakan untuk pertama kalinya dalam tes psikologis.

Standarisasi dan norma- norma. Sample distratifikasikan agar sesuai dengan proporsi dengan memperhatikan wilayah geografis, ukuran komunitas, kelompok etnis, dan jenis kelamin. Di samping itu, status sosial ekonomis diperiksa dalam kaitan dengan tingkat pendidikan dan pekerjaan orang tua.

Reliabilitas. Reliabilitas/ keterandalan ialah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya atau diandalkan. Hal ini berarti menunjukkan sejauh mana alat pengukur dikatakan konsisten jika dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama.

Validitas. Validitas ialah suatu indeks yang mnunjukkan alat ukur tersebut benar- benar mengukur apa yang diukur. Validitas ini menyangkut akurasi instrument.

2. Skala Kaufman

   Skala Kaufman adalah instrument klinis yang diselenggarakan secara individu, yang dirancang untuk banyak penggunaan secara khusus yang terlibat dalam pengembangan WISC-R untuk maju melampaui jarak ateoritis dan skala inteligensi yang lebih tua.

a. Kaufman Assessment Batery For Children (K-ABC)

   K-ABC dibakukan pada sebuah sample nasional terdiri dari 2000 anak-anak ( berumur dua setengah sampai dua belas setengah tahun). Kelompok- kelompok tambahan yang terdiri dari anak- anak kulit hitam dan kulit putih dites untuk mengembangkan norma- norma sosiokultural untuk ras dan pendidikan orang tua yang bisa digunakan sebagai alat bantu interpretif suplementer. Hal ini dimaksudkan untuk mengakomodasikan kebutuhan pengetesan bagi kelompok- kelompok khusus seperti anak- anak cacat dan anak- anak dari kelompok minoritas cultural dan bahasa dan untuk membantu diagnosis ketidakmampuan belajar.

 b.   Kaufman Adolescent and Adult Inteligence Test ( KAIT).
            KAIT dirancang sebagai pengukuran inteligensi untuk usia 11 sampai 85 tahun atau lebih tua.kumpulan tes ini tersusun dari sebuah skala yang dikristalisasikan, yang mengukur konsep- konsep yang didapat dari proses sekolah dan akulturasi, dan sebuah skala Cairan, yang mengukur kemampuan untuk menyelesaikan problem-problem baru.

        c.  Kaufman Brief Inteligence Test ( K-BIT)
      Tes ini dirancang sebagai instrument penyaringan yang cepat untuk memperkirakan tingkat fungsi intelektual.K-BIT mencaku rentang usia 4 sampai 90 tahun. Dinormakan secara bersama- sama dengan KAIT, K-BIT meggunakan sekitar 20 % dari sample standarisasi KAIT yang terdiri dari 2000 orang.

   3.  DAS-NAGLIERI COGNITIVE ASSESMENT SYSTEM

    Tugas-tugas CAS dirancang untuk mengukur fungsi- fungsi kognitif dasar yang dilibatkan dalam proses belajar, tetapi dianggap independen dari proses bersekolah. Ini mencakup proses pemprosesan perencanaan, perhatian, simultan dan berurutan. System ini menggunakan tes- tes verbal dan norverbal yang disajikan melalui saluran indra pendengara dan penglihatan.

TES POPULASI KHUSUS

      Tes- tes ini dikembangkan terutama untuk digunakan pada orang-orang yang tidak bisa diuji dengan cara biasa atau secara memadai dengan instrument tradisional. Secara historis, jenis- jenis tes yang disurvei dalam bab ini disebut sebagai tes kinerja nonbahasa, dan nonverbal.
1).  Pengetesan bayi dan anak- anak prasekolah
      Pemeriksaan psikologis yang tepat atas anak- anak kecil memerlukan cskupan spectrum perilaku yang luas, mencakup sifat sosial dan emosional serta kemampuan motorik, bahasa, dan kognitif lainnya. Di samping itu semakin banyak diakui adanya kebutuhan untuk mempertimbangkan sifat lingkungan anak dalam penilaian anak. Orientasi ekologis ini dicerminkan dalam beberapa instrument. Skala-skala khusus yang dirancang untuk anak-anak dan masa kanak-kanak awal serta mewakili berbagai pendekatan.
2).  Penaksiran komprehensif atas orang- orang yang terbelakang secara mental
Pengetesan anak-anak dengancacat mental atau jasmani mengalami dorongan pertumbuhan yang mencolok di Amerika Serikat, menyusun berlakunya Education For All Handicapped Children Act Of 1975. Implementasi peraturan ini membutuhkan empat proseduran dasar:
1.  Semua anak penyandang cacat harus diidentifikasi melalui instrument penyaringan pendahuluan.
2.Anak-anak yang diidentifikasi harus dievaluasi oleh sebuah tim spesialis untuk menentukan kebutuhan pendidikan tiap anak;
3.Sekolah harus mengembangkan program pendidikan yang sesuai dengan masing-masing individu untuk memenuhi kebutuhan ini;
4. Tiap anak harus dievaluasi ulang secara periodic sepanjang program itu.

3). Penyandang cacat jasmani
     Salah satu seri telaah yang paling ambisius dijalankan pada educational testing service menggunakan versi standard dan nonstandard dari college board SAT dan GRE general tes dengan empat kelas pelamar cacat yakni kerusakan pendengaran, kerusakan penglihatan, ketidakmampuan belajar, dan kerusakan fisik. Karakter-karakter psikometris yang diselidiki mencakup reliabilitas, fungsi sosial diferensial, struktur factor, dan indeks-indeks validitas lain yang terkait dengan tingkat kinerja dan kekuatan prediksi: isi tes, penentuan waktu, dan akomodasi juga dipelajari. Pada umumnya, hasil-hasilnya menunjukkan bahwa adaptasi procedural dapat dibandingkan dengan pengetesan standar dalam kebanyakan aspek, termasuk aspek skor- skor.

PENGETESAN MULTIKULTURAL

   Pada dasarnya, tanggung jawab penguji  untuk:
a.  Memperoleh informasi tentang latar belakang cultural orang yang dites.
b.  Memilih tes yang paling cocok dengan maksud penggunaan tes.
c. Menyajikan dan menyelenggarakan tes secara efektif untuk individu-individu tertentu.
d. Menginterpretasikan hasil-hasil tes dilihat dari segi latar belakang dan konteks pengalaman individu (pekerjaan, pendidikan, komunitas, dan sebagainya) untuk itulah kualifikasi peserta ujian dinilai.

Sumber:  Noor Juliansyah.,2011. Metodologi Penelitian., Jakarta:Kencana Prenada Media Group
               Anastasi Anne, Urbina Susana.,2007. Tes Psikologi Edisi Ketujuh.,Jakarta: PT Indeks.


1 komentar:

  1. lagi...lagi komentarnya terlalu banyak, jadinya ngga bisa dimuat komentarnya di postingan ya mas seta.



    BalasHapus