Kamis, 20 Maret 2014

KOMENTAR DISKUSI KASUS

Diskusi kasus.
     Teman- teman, pernahkah kita menyadari satu hal tentang kedisiplinan yang sering kita abaikan? Sejak dari kecil/ masuk sekolah dasar sampai sekolah menengah atas peraturan sekolah sangat ditepati (12 tahun), khususnya mengenai waktu masuk kelas. Tetapi, malahan sekarang ketika di bangku kuliah, sepertinya kebiasaan itu mulai memudar. Apa yang terjadi? Apakah karena reward dan punishment yang berbeda?entahlah. apa mungkin karena system di perkuliahan yang terkesan” bebas”, sehingga setelah menjadi seorang mahasiswa, kita merasa hebat dan mengganggap bahwa kita mampu melakukan segalanya?  Apakah kedisiplinan memengaruhi prestasi belajar ?  mari kita bahas satu per satu.

A.  Menurut teori Kepribadian

   Disiplin erat kaitannya dengan kepribadian seseorang. Kepribadian merupakan salah satu aspek yang dapat kita pelajari guna lebih memahami fenomena yang terjadi. Dari sudut pandang teori kepribadian menurut ERRICH FROMM, Secara umum kepribadian berkembang sesuai kesempatan yang diberikan masyarakatnya (manusia akan otomatis mengembangkan potensi- potensinya sesuai dasar aturan yang berlaku di masyarakat).Dalam teori sosial karakter kepribadian mempengaruhi dan dipengaruhi oleh struktur sosial dan perubahan sosial dimana individu itu hidup.Kepribadian terbentuk bagaimana individu tersebut berperilaku dalam merespon stimuli- stimuli dan tekanan- tekanan sosial. Maksudnya yaitu kepribadian berkembang sesuai kesempatan. Kita tahu bahwa kepribadian merupakan aspek psiko psikis yang dapat berubah. Menurut Fromm, kepribadian dapat berubah karena adanya factor kesempatan serta adanya tekanan- tekanan sosial. Selama 12 tahun kita dibiasakan mematuhi aturan,  apabila kita tidak mematuhinya, maka akan diberikan punishment, biasanya kontak fisik ataupun melakukan sesuatu yang tidak disukai, tetapi ketika duduk di bangku kuliah segala punishment itu sudah tidak ada lagi, karena dianggap sudah dewasa yang seharusnya mampu mengontrol diri serta mampu bertanggungjawab terhadap segala tindakan yang dilakukan.

B. Menurut teori perkembangan

    Erick Erikson dalam teorinya yaitu Teori psikososial menyatakan bahwa Hubungan psychosocial & development pada  tahap perkembangan kehidupan seseorang dari lahir sampai mati dipengaruhi oleh keadaan sosial yang berinteraksi dengan fisik & psikologis dari seseorang.  Pada tahapan Industry vs Inferiority (6-12) School Age dengan cirri- cirri
-Belajar mengontrol diri dengan tugas-tugas sekolah membuat anak produktif, atau
-Anak akan merasa inferior jika gagal dalam tugas untuk mencapai sesuatu. Sedangkan pada tahap IdentityvIdentityConfusion(12-20) Adolescence
-Rasa diri unik, ingin berperan dalam lingkungan serta usaha-usaha mencari jati diri.
-Sadar akan apa yang disuka dan tidak,kekuatan dan kelemahan sebagai masa penentu kedepan.
-Masa integrasi bakat, kemampuan, identifikasi dan adaptasi dan bertahan dengan berbagai kecemasan dan ancaman serta kendali akan impuls2nya.
-Masa transisi dari kanak2 ke dewasa, serta kegamangan dalam membangun nilai2 diri akan membuat remaja bingung siapa dan akan menjadi apa dirinya. Crisis Identity – Identity Confusion
-Kekuatan fidelity (kesetiaan),kemampuan untuk membangun rasa setia pada significant people akan memperkuat identitas.
   Melihat perbandingan keduanya, dapat disimpulkan bahwa selain kepribadian, seiring bertambahnya usia, maka semakin bertambahnya kemampuan kognitif, serta berkembangnya emosi . maka pada saat usia saat ini telah menyadari apa yang disukai dan apa yang akan dilakukan tanpa harus takut akan punishment  dan merasa mampu bertanggungjawab atas  tindakan yang dilakukan.
c.       Hubungan antara  kedisiplinan dengn prestasi belajar
    Menurut Hurlock (1991), disiplin berasal dari kata “ disciple” yang berarti bahwa seseorang belajar secara sukarela mengikuti seorang pemimpin. Sedangkan prestasi belajar menurut Winkel ( dalam Theresia,2008) berpendapat bahwa kegiatan belajar menghasilkan suatu perubahan yang pada waktu- waktu tertentu harus dievaluasi atau dinilai untuk melihat seberapa jauh perubahan yang terjadi sejalan dengan tujuan pendidikan.
   Gie ( dalam Theresia,2008) Mengungkapkan bahwa salah satu factor yang memengaruhi prestasi belajar  adalah disiplin. Disiplin memiliki aspek-aspek yaitu: ketertiban terhadap aturan, tanggungjawab,dan control diri. Dengan disiplin siswa akan memiliki kecakapan mengenai cara belajar yang baik. Berdasarkan teori yang diungkapkan Gie  bahwa melalui kedisiplinan dalam belajar, maka seorang siswa dapat mencapai hasil yang baik.

C.   Pengukuran prestasi belajar

       Menurut winkel ( dalam Theresia, 2008) berpendapat bahwa kegiatan belajar menghasilkan suatu perubahan yang pada waktu- waktu tertentu harus dievaluasi atau dinilai untuk melihat seberapa jauh perubahan yang terjadi sejalan dengan tujuan pendidikanhasil dari penilaian prestasi belajar dapat dilihat melalui buku raport yang  diberikan pada akhir semester atau catur wulan dan biasanya angka yang tercantum didalam raport merupakan nilai merupakan rata- rata yang terbobot  dari seluruh nilai yang diperoleh selama catur wulan atau semester itu berlangsung.

Sumber:   

 Feist and feist .2010.Teori Kepribadian  Edisi 7, Jakarta: Salemba Humanika.  
Hurlock, E.B.1990.Psikologi Perkembangan: suatu pendekatan rentang kehidupan , Jakarta: Erlangga.  
Widiaastuti ,T.L.(2008).Hubungan Kedisiplinan dengan Prestasi Belajar Siswa SMA Santo Bernadus             Pekalongan. Semarang : Fakultas Psikologi Universitas  Katolik Soeijapranata.
                  














Tidak ada komentar:

Posting Komentar