Rabu, 20 Maret 2013

PSIKOLOGI KOGNITIF


Pembahasan:
1. Downsyndrome dan perkembangan anak
2. Gangguan bicara dan bahasa
3 .Kekerasan pada anak
4. Teori persepsi dan atensi
5. Memory

1. Downsyndrome dan perkembangan anak

 Studi kasus

  Hee Ah Lee merupakan seorang pianis Korea Selatan yang menjadi perhatian dunia dengan permainan pianaonya di tengah keterbatasan fisik yang dia miliki.

Lahir tahun 1985 dari seorang ibu bernama Woo Kap Sun, seorang ibu yang mencintai anak perempuannya sepenuh hati, meski dari sejak dalam kandungan dia mengetahui kalau anaknya akan lahir dengan kecacatan.

Hee Ah Lee merupakan penderita down syndrome, dan dengan kedua tangan yang hanya memiliki empat jari. Kelainan jemari tangan seperti ini disebut lobster claw syndrome, berbentuk seperti capit udang, tanpa telapak tangan.Dia juga terlahir dengan kaki hanya sebatas lutut hingga tidak dapat menginjak pedal piano standar. Untuk itu, pedal sengaja ditinggikan agar bisa diinjak oleh kakinya yang pendek.

Dengan kondisi serba terbatas itu, Hee Ah Lee menyebutnya sebagai, "Special gift, anugerah spesial dari Tuhan." Ia bisa memainkan Piano Concerto No 21 dari Mozart bersama orkes simfoni. Ia mendapat sederet penghargaan atas keterampilan bermain piano dan membawanya berkeliling dunia, termasuk bermain bersama pianis Richard Clayderman di Gedung Putih, Washington, Amerika Serikat.

Hee Ah Lee melakukan konser piano tunggal di Balai Kartini, Jakarta pada tahun 2007.Konser tersebut bagian dari program tur Hee Ah Lee ke beberapa negara di Asia Tenggara, dan dalam penampilannya di Indonesia, Hee Ah Lee membawakan musik klasik karya-karya komposer besar, seperti Chopin, Franz Schubert, Mozart, dan beberapa lagu pop seperti My Heart Will Go On, Love Story serta My May.

sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Hee_Ah_Lee 

   Penderita downsyndrome biasanya pada saat pembuahan bayi mewarisi informasi genetik dari orang tua dalam bentuk 46 kromosom: 23 dari ibu dan 23 dari ayah. Dalam sebagian besar kasus sindrom Down, seorang anak mendapat ekstra kromosom 21 – dengan total 47 kromosom, bukan 46.
   
    Anak-anak dengan sindrom Down cenderung untuk berbagi ciri fisik tertentu seperti profil wajah datar, miring ke atas mata, telinga kecil, dan lidah yang menonjol. Otot nada rendah (disebut hypotonia) juga karakteristik anak dengan down sindrome. Walaupun ini dapat dan sering meningkatkan dari waktu ke waktu, kebanyakan anak-anak biasanya mencapai tahap perkembangan seperti duduk, merangkak, dan berjalan apalagi jika mendapatkan terapi sindrom down.Oleh karena itu, hal yang paling membedakan penderita downsyndrom dengan yang tidak menderita yakni terletak pada tingkat intelegensi.

ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder)

    Terkadang suatu ketika, kita memperhatikan tingkah laku seorang anak yang begitu aktif yang berlebihan, sensitif terhadap suara ataupun cahaya, menangis, suka menjerit, sulit tidur.apakah hal-hal tersebut wajar?? berikut penjelasannya:
 Pengertian
ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) adalah gangguan perkembangan dalam peningkatan aktivitas motorik anak-anak hingga menyebabkan aktivitas anak-anak yang tidak lazim dan cenderung berlebihan. Hal ini ditandai dengan berbagai keluhan perasaan gelisah, tidak bisa diam, tidak bisa duduk dengan tenang, dan selalu meninggalkan keadaan yang tetap seperti sedang duduk, atau sedang berdiri. Beberapa kriteria yang lain sering digunakan adalah suka meletup-letup, aktivitas berlebihan, dan suka membuat keributan.
 
3 Gejala Utama ADHD
1. Inatensi
Kurangnya kemampuan untuk memusatkan perhatian. Seperti,
a. Jarang menyelesaikan perintah sampai tuntas.
b. Mainan, dll. sering tertinggal.
c. Sering membuat kesalahan.
d. Mudah beralih perhatian (terutama oleh rangsang suara).

2. Hiperaktif
Perilaku yang tidak bisa diam. Seperti,
a. Banyak bicara.
b. Tidak dapat tenang/diam, mempunyai kebutuhan untuk selalu bergerak.
c. Sering membuat gaduh suasana.
d. Selalu memegang apa yang dilihat.
e. Sulit untuk duduk diam.
f. Lebih gelisah dan impulsif dibandingkan dengan mereka yang seusia.
g. Suka teriak-teriak
3. Impulsive
Kesulitan untuk menunda respon (dorongan untuk mengatakan/melakukan sesuatu yang tidak sabar). Seperti,
a. Sering mengambil mainan teman dengan paksa.
b. Tidak sabaran.
c. Reaktif.

2. Gangguan bicara dan bahasa
     -Disleksia
         Albert Einstein
         Einstein yang masyur dengan teori relativitasnya tidak bisa berbicara lancar sampai berusia sembilan tahun.Perkembangan kemampuan bahasa yang lambat merupakan salah satu ciri seorang anak mengalami disfungsi disleksia.EInstein juga dikeluarkan dari sekolah karena dianggap berperilaku aneh dan tidak bisa membaur.
         Sebuah kondisi ketidakmampuan belajar pada seseorang yang disebabkan oleh kesulitan pada orang tersebut dalam melakukan aktivitas membaca dan menulis.
         Ada dua tipe disleksia, yaitu developmental dyslexsia (bawaan sejak lahir) dan aquired dyslexsia (didapat karena gangguan atau perubahan cara otak kiri membaca). Developmental dyslexsia diderita sepanjang hidup pasien dan biasanya bersifat genetik. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa penyakit ini berkaitan dengan disfungsi daerah abu-abu pada otak. Disfungsi tersebut berhubungan dengan perubahan konektivitas di area fonologis (membaca). Beberapa tanda-tanda awal disleksia bawaan adalah telat berbicara, artikulasi tidak jelas dan terbalik-balik, kesulitan mempelajari bentuk dan bunyi huruf-huruf, bingung antara konsep ruang dan waktu, serta kesulitan mencerna instruksi verbal, cepat, dan berurutan. Pada usia sekolah, umumnya penderita disleksia dapat mengalami kesulitan menggabungkan huruf menjadi kata, kesulitan membaca, kesulitan memegang alat tulis dengan baik, dan kesulitan dalam menerima.

-Afasia Broca berarti kerusakan daerah bahasa atau pusat bahasa yang mengendalikan baik artikulasi maupun peran yang unik dalam pembentukan kata dan kalimat, karena daerah Broca berhubungan dengan unsur struktur dan organisasi bahasa. Oleh karena itu, area Broca pada otak bertanggung jawab untuk kaidah artikulasi yang menciptakan pola bunyi, untuk kaidah morfologi dan sintaksis, antara lain dalam membentuk kata dan frasa.

-Afasia Wernicke
Afasia Wernicke yang berhubungan dengan kerusakan area Wernicke pada otak. Area Wernicke adalah pusat bahasa yang bertanggung jawab untuk memproduksi makna, seperti interpretasi kata selama pemahaman makna dan pemilihan kata selama menghasilkan produksi ujaran.

- Alexia dan Agrafia
Alexia dan Agrafia adalah kerusakan pada angular gyrus mengganggu asosiasi pencitraan pola visual dengan bentuk pendengaran, karena itu mengganggu kemampuan baca dan tulis. Kerusakan baca disebut alexia, sedangkan kehilangan kemampuan tulis disebut agrafia. Kedua kerusakan bahasa tersebut biasanya saling melengkapi.
Alexia terjadi dengan sendirinya. Penderita alexic mungkin bisa menulis, tapi tidak bisa membaca apa yang dia tulis. Kerusakan angular gyrus tidak memengaruhi pandangan. Penderita alexia dan agrafia masih bisa melihat dengan normal.

3. Kekerasan pada anak

 PENGABAIAN
Kasus: Vira (24 th), punya anak tak lama setelah menikah. Ia merasa menjadi tawaan yang tidak bebas lagi berkumpul dengan teman-teman. “Real life tak seperti romantisme yang saya bayangkan. Kebebasan saya terampas,” ujarnya. Maka pengasuhan bayi sepenuhnya diserahkan pada baby-sitter. Vira sendiri selalu pulang tepat sebelum suaminya tiba di rumah, seolah seharian mengurus anak. Padahal, “Tidur, mandi, makan, susu, bahkan uang belanja harian dna bulanan, saya serahkan sepenuhnya pada baby-sitter. Saya tak mau tertawan.”

Dampak emosi: Secara alami, anak memilih ibu untuk melekat. Disekap, disentuh, dibelai dan dipeluk adalah kebutuhan utama bayi. dari pengalaman ini bayi menumbuhkan cinta di hati, membangun rasa percaya di dalam diri dan terhadap orang lain, dan yang utama adalah tumbuhnya rasa aman. Itu sebabnya anak-anak dengan riwayat diabaikan, berisiko mengalami masalah-masalah emosi bahkan kejiwaan:
  • Mudah cemas, depresi, sulit percaya pada orang lain dan merasa tidak aman.
  • Penelitian Dante Cicchetti, ahli psikopatologi dari University of Minessota (AS) menyebut, 80% bayi yang ditelantarkan menunjukkan perilaku kelekatan yang tidak jelas.
  • Di usia muda anak menolak dan melawan ppengasuhnya, bingung, gel;isah, atau cemas. Di usia 6 tahun, anak tidak bertingkah laku layaknya anak, ia ingin mendapat perhatian dengan cara melayani orang tuanya.
 Dampak fisik: Asupan gizi yang tidak memadai.

Orang tua diharapkan: Konsultasi pada psikolog untuk mengkaji kembali perkawinanya dan untuk apa mempunyai anak, serta mengubah pola pikir.

Bantuan untuk anak oleh orang dewasa lain:
  • Periksa anak ke dokter untuk mengetahui tumbuh-kembangnya serta status gizinya.
  • Penuhi kebutuhan anak untuk menumbuhkan rasa percaya dan rasa aman.
  • Ajak anak bermain dna penuhi kebutuhan emosinya seperti diajak bicara atau dibelai, namun tetap mempertahankan sikap konsisiten, tidak cepat marah dan tidak memberi penilaian negatif pada sikap anak. http://www.ayahbunda.co.id/Artikel/Terbaru/Terbaru/contoh.kasus.kekerasan.terhadap.anak.dan.dampaknya/001/007/430/3
4. Teori persepsi dan atensi

  persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh penginderaan, yaitu suatu stimulus yang diterima oleh individu melalui alat reseptor yaitu indera.
  atensi adalah pemusatan pikiran, dalam bentuk yang jernih dan gamblang, terhadap sejumlah objek simultan atau sekelompok pikiran. 

5. Memori
 
Memori merupakan kemampuan untuk menerima dan memasukkan (learning), menyimpan (retention) dan menimbulkan kembali apa yang pernah dialami (remembering). Dalam proses mengingat informasi ada 3 tahapan yaitu memasukkan informasi (encoding), penyimpanan (storage), dan mengingat (retrieval stage).
 
  Macam macam memori

a.      Memori sensoris.
Berbicara sensoris berarti kita mengandalkan pengindraan.  Informasi yang ada dalam bentuk sensoris aslinya hanya bertahan beberapa saat pada memori sensoris.  Jadi penting bagi individu untuk memperhatikan informasi sensoris.
b.       Memori jangka pendek.
 Sistem memori berkapasitas terbatas,dimana informasi dipertahankan sekitar 30 detik. Kecuali, infomasi itu diulang atau diproses lebih lanjut ( mencamkan sekehendak)
c.       Memori jangka panjang
tipe memori yang menyimpan banyak informasi selama periode waktu yang lama secara relative permanent.

 
1.      Terjadinya Proses lupa

Kelupaan terjadi karena materi yang disimpan dalam ingatan itu jarang ditimbulkan kembali dalam alam kesadaran yang akhirnya mengalami kelupaan. Hali itu dikarenakan interval merupakan titik pijak dari teori-teori tentang kelupaan.
Ada lima teori lupa, yaitu:
         1.             Decay Theory (Atropi), teori ini beranggapan bahwa memori menjadi semakin aus dengan berlalunya waktu bila tidak pernah diulang kembali (rehearsal). Informasi yang disimpan dalam memori akan meninggalkan jejak-jejak (memory trace) yang bila dalam jangka waktu lama tidak ditimbulkan kembali dalam alam kesadaran, akan rusak atau menghilang.
         2.            Teori Interferensi, teori ini menitikberatkan pada isi interval. Teori ini beranggapan bahwa informasi yang sudah disimpan dalam memori jangka panjang masih ada dalam gudang memori (tidak mengalami keausan), akan tetapi jejak-jejak ingatan saling bercampur aduk, mengganggu satu sama lain. Bisa jadi bahwa informasi yang baru diterima mengganggu proses mengingat yang lama, tetapi juga terjadi sebaliknya.
Bila informasi yang baru kita terima menyebabkan kita sulit mencari informasi yang sudah ada dalam memori kita, maka terjadilah interferensi retroaktif. Sedangkan, bila informasi yang kita terima sulit untuk diingat karena adanya pengaruh ingatan yang sama, maka terjadi proses interferensi proaktif.

         3.            Teori Retrieval Failure, teori ini sebenarnya sepakat dengan teori interferensi bahwa informasi yang sudah disimpan dalam memori jangka panjang selalu ada, tetapi kegagalan untuk mengingat kembali lebih disebabkan tidak adanya petunjuk yang memadai. Dengan demikian, bila syarat tersebut dipenuhi (disajikan petunjuk yang tepat), maka informasi tersebut tentu dapat ditelusuri dan diingat kembali.
         4.             Teori Motivated Forgetting, menurut teori ini, seseorang akan cenderung berusaha melupakan hal-hal yang tidak menyenangkan. Hal-hal yang menyakitkan atau tidak menyenangkan ini akan cenderung ditekan atau tidak diperbolehkan muncul dalam kesadaran. Jadi, teori ini beranggapan bahwa informasi yang telah disimpan masih selalu ada.
Lupa Karena Sebab-sebab Fisiologis, para peneliti sepakat bahwa setiap penyimpanan informasi akan disertai berbagai perubahan fisik di otak. Perubahan fisik ini disebut engram. Gangguan pada engram ini akan mengakibatkan lupa yang mengakibatkan amnesia. 

Jenis-jenis memori jangka panjang: eksplisit dan implisit

     memori eksplisit(deklaratif): mengasandalkan pengambilan pengalaman-pengalaman sadar dan menggunakan isyarat berupa rekognisi dan tugas-tugas recall.memori ini terbagi lagi menjadi memori semantik yaitu memori mengenai kata, konsep, peraturan, dan ide-ide abstak;memori ini penting bagi penggunaan bahasa. sedangkan memori episodik merupakan memori mengenai pengalaman-pengalaman khusus misalnya merasakan ciuman pertama.
     memori implisit(non-deklaratif): diekspresiksn dalm bentuk mempermudah kinerja dan tidak memerlukan rekoleksi yang sadar.memori ini terbagi juga atas memori prosedural yang berkaitan dengan keterampilan motorik seperti menulis, mengetik, kemampuan mengendarai sepeda. memori prosedural tersimpan di serebelum sedangkan memori deklaratif yaitu terdiri dari informasi dan pengetahuan mengenai dunia ini seperti lokasi pizza terdekat, makna kata-kata tertentu. memori deklaratif tersimpan di korteks serebral.




 





    
  
 
  








1 komentar:

  1. WOW membacanya serasa "rombongan" masuk kepala...hihihi, materinya buanyak...akan terasa nyaman untuk dibaca jika di jelaskan satu persatu...walau banyak temanya, bisa lebih fokus dalam membacanya...sekedar saran agar informasi yang penting ini tersampaikan dengan baik..tetap berbagi dan salam SOBAT !

    BalasHapus