Pembahasan:
1. Downsyndrome dan perkembangan anak
2. Gangguan bicara dan bahasa
3 .Kekerasan pada anak
4. Teori persepsi dan atensi
5. Memory
1. Downsyndrome dan perkembangan anak
Studi kasus
Hee Ah Lee merupakan seorang pianis Korea
Selatan yang menjadi perhatian dunia dengan permainan pianaonya di tengah
keterbatasan fisik yang dia miliki.
Lahir tahun 1985 dari seorang ibu bernama Woo Kap Sun, seorang ibu yang
mencintai anak perempuannya sepenuh hati, meski dari sejak dalam kandungan dia
mengetahui kalau anaknya akan lahir dengan kecacatan.
Hee Ah Lee merupakan penderita down syndrome, dan dengan kedua tangan yang
hanya memiliki empat jari. Kelainan jemari tangan seperti ini disebut lobster
claw syndrome, berbentuk seperti capit udang, tanpa telapak tangan.Dia juga
terlahir dengan kaki hanya sebatas lutut hingga tidak dapat menginjak pedal
piano standar. Untuk itu, pedal sengaja ditinggikan agar bisa diinjak oleh
kakinya yang pendek.
Dengan kondisi serba terbatas itu, Hee Ah Lee menyebutnya sebagai,
"Special gift, anugerah spesial dari Tuhan." Ia bisa memainkan Piano
Concerto No 21 dari Mozart bersama orkes simfoni. Ia mendapat sederet
penghargaan atas keterampilan bermain piano dan membawanya berkeliling dunia,
termasuk bermain bersama pianis Richard Clayderman di Gedung Putih, Washington,
Amerika Serikat.
Hee Ah Lee melakukan konser piano tunggal di Balai Kartini, Jakarta pada tahun
2007.Konser tersebut bagian dari program tur Hee Ah Lee ke beberapa negara di
Asia Tenggara, dan dalam penampilannya di Indonesia, Hee Ah Lee membawakan
musik klasik karya-karya komposer besar, seperti Chopin, Franz Schubert,
Mozart, dan beberapa lagu pop seperti My Heart Will Go On, Love Story serta My
May.
sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Hee_Ah_Lee
Penderita downsyndrome biasanya pada saat
pembuahan bayi mewarisi informasi genetik dari orang tua dalam bentuk 46
kromosom: 23 dari ibu dan 23 dari ayah. Dalam sebagian besar kasus sindrom
Down, seorang anak mendapat ekstra kromosom 21 – dengan total 47 kromosom,
bukan 46.
Anak-anak dengan sindrom Down
cenderung untuk berbagi ciri fisik tertentu seperti profil wajah datar, miring
ke atas mata, telinga kecil, dan lidah yang menonjol. Otot nada rendah (disebut
hypotonia) juga karakteristik anak dengan down sindrome. Walaupun ini dapat dan
sering meningkatkan dari waktu ke waktu, kebanyakan anak-anak biasanya mencapai
tahap perkembangan seperti duduk, merangkak, dan berjalan apalagi jika
mendapatkan terapi sindrom down.Oleh karena itu, hal yang paling membedakan
penderita downsyndrom dengan yang tidak menderita yakni terletak pada tingkat
intelegensi.
ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder)
Terkadang suatu ketika, kita memperhatikan tingkah laku
seorang anak yang begitu aktif yang berlebihan, sensitif terhadap suara ataupun
cahaya, menangis, suka menjerit, sulit tidur.apakah hal-hal tersebut wajar??
berikut penjelasannya:
Pengertian
ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) adalah gangguan
perkembangan dalam peningkatan aktivitas motorik
anak-anak hingga menyebabkan aktivitas anak-anak yang tidak lazim dan cenderung
berlebihan. Hal ini ditandai dengan berbagai keluhan perasaan gelisah, tidak
bisa diam, tidak bisa duduk dengan tenang, dan selalu meninggalkan keadaan yang
tetap seperti sedang duduk, atau sedang berdiri. Beberapa kriteria yang lain
sering digunakan adalah suka meletup-letup, aktivitas berlebihan, dan suka
membuat keributan.
3 Gejala Utama ADHD
1. Inatensi
Kurangnya kemampuan untuk memusatkan perhatian. Seperti,
a. Jarang menyelesaikan perintah sampai tuntas.
b. Mainan, dll. sering tertinggal.
c. Sering membuat kesalahan.
d. Mudah beralih perhatian (terutama oleh rangsang suara).
2. Hiperaktif
Perilaku yang tidak bisa diam. Seperti,
a. Banyak bicara.
b. Tidak dapat tenang/diam, mempunyai kebutuhan untuk selalu bergerak.
c. Sering membuat gaduh suasana.
d. Selalu memegang apa yang dilihat.
e. Sulit untuk duduk diam.
f. Lebih gelisah dan impulsif
dibandingkan dengan mereka yang seusia.
g. Suka teriak-teriak
3. Impulsive
Kesulitan untuk menunda respon (dorongan untuk
mengatakan/melakukan sesuatu yang tidak sabar). Seperti,
a. Sering mengambil mainan teman dengan paksa.
b. Tidak sabaran.
2. Gangguan bicara dan bahasa
-Disleksia
Albert Einstein
Einstein yang masyur dengan teori
relativitasnya tidak bisa berbicara lancar sampai berusia sembilan
tahun.Perkembangan kemampuan bahasa yang lambat merupakan salah satu ciri
seorang anak mengalami disfungsi disleksia.EInstein juga dikeluarkan dari
sekolah karena dianggap berperilaku aneh dan tidak bisa membaur.
Sebuah kondisi ketidakmampuan belajar pada seseorang yang disebabkan oleh
kesulitan pada orang tersebut dalam melakukan aktivitas membaca dan menulis.
Ada dua tipe disleksia, yaitu developmental
dyslexsia (bawaan sejak lahir) dan aquired dyslexsia (didapat karena
gangguan atau perubahan cara otak kiri membaca). Developmental dyslexsia
diderita sepanjang hidup pasien dan biasanya bersifat genetik. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa penyakit ini
berkaitan dengan disfungsi daerah abu-abu pada otak.
Disfungsi tersebut berhubungan dengan perubahan konektivitas di area fonologis
(membaca). Beberapa tanda-tanda awal disleksia bawaan adalah telat berbicara,
artikulasi tidak jelas dan terbalik-balik, kesulitan mempelajari bentuk dan
bunyi huruf-huruf, bingung antara konsep ruang dan waktu, serta kesulitan
mencerna instruksi verbal, cepat, dan berurutan. Pada usia sekolah, umumnya
penderita disleksia dapat mengalami kesulitan menggabungkan huruf menjadi kata,
kesulitan membaca, kesulitan memegang alat tulis dengan baik, dan kesulitan
dalam menerima.
-Afasia Wernicke
Afasia
Wernicke yang berhubungan dengan kerusakan area Wernicke pada otak. Area Wernicke adalah
pusat bahasa yang bertanggung jawab untuk memproduksi makna, seperti
interpretasi kata selama pemahaman makna dan pemilihan kata selama menghasilkan
produksi ujaran.
- Alexia dan Agrafia
Alexia
dan Agrafia adalah kerusakan pada angular
gyrus mengganggu asosiasi
pencitraan pola visual dengan bentuk pendengaran, karena itu mengganggu
kemampuan baca dan tulis. Kerusakan baca disebut alexia,
sedangkan kehilangan kemampuan tulis disebut agrafia. Kedua kerusakan bahasa tersebut
biasanya saling melengkapi.
Alexia terjadi dengan sendirinya. Penderita alexic mungkin bisa menulis,
tapi tidak bisa membaca apa yang dia tulis. Kerusakan angular gyrus tidak
memengaruhi pandangan. Penderita alexia dan agrafia masih bisa melihat dengan
normal.
3. Kekerasan pada anak
PENGABAIAN
Kasus: Vira (24 th), punya anak tak lama
setelah menikah. Ia merasa menjadi tawaan yang tidak bebas lagi berkumpul
dengan teman-teman. “Real life tak seperti romantisme yang saya bayangkan.
Kebebasan saya terampas,” ujarnya. Maka pengasuhan bayi sepenuhnya diserahkan
pada baby-sitter. Vira sendiri selalu pulang tepat sebelum suaminya tiba di
rumah, seolah seharian mengurus anak. Padahal, “Tidur, mandi, makan, susu,
bahkan uang belanja harian dna bulanan, saya serahkan sepenuhnya pada
baby-sitter. Saya tak mau tertawan.”
Dampak
emosi: Secara
alami, anak memilih ibu untuk melekat. Disekap, disentuh, dibelai dan dipeluk
adalah kebutuhan utama bayi. dari pengalaman ini bayi menumbuhkan cinta di
hati, membangun rasa percaya di dalam diri dan terhadap orang lain, dan yang
utama adalah tumbuhnya rasa aman. Itu sebabnya anak-anak dengan riwayat
diabaikan, berisiko mengalami masalah-masalah emosi bahkan kejiwaan:
- Mudah cemas, depresi, sulit
percaya pada orang lain dan merasa tidak aman.
- Penelitian Dante Cicchetti,
ahli psikopatologi dari University of Minessota (AS) menyebut, 80%
bayi yang ditelantarkan menunjukkan perilaku kelekatan yang tidak jelas.
- Di usia muda anak menolak dan
melawan ppengasuhnya, bingung, gel;isah, atau cemas. Di usia 6 tahun, anak
tidak bertingkah laku layaknya anak, ia ingin mendapat perhatian dengan
cara melayani orang tuanya.
Dampak
fisik: Asupan gizi yang tidak memadai.
Orang tua
diharapkan: Konsultasi
pada psikolog untuk mengkaji kembali perkawinanya dan untuk apa mempunyai anak,
serta mengubah pola pikir.
Bantuan
untuk anak oleh orang dewasa lain:
- Periksa anak ke dokter untuk
mengetahui tumbuh-kembangnya serta status gizinya.
- Penuhi kebutuhan anak untuk
menumbuhkan rasa percaya dan rasa aman.
- Ajak anak bermain dna penuhi
kebutuhan emosinya seperti diajak bicara atau dibelai, namun tetap
mempertahankan sikap konsisiten, tidak cepat marah dan tidak memberi
penilaian negatif pada sikap anak.
http://www.ayahbunda.co.id/Artikel/Terbaru/Terbaru/contoh.kasus.kekerasan.terhadap.anak.dan.dampaknya/001/007/430/3
4. Teori
persepsi dan atensi
persepsi
merupakan suatu proses yang didahului oleh penginderaan, yaitu suatu
stimulus yang diterima oleh individu melalui alat reseptor yaitu indera.
atensi adalah pemusatan pikiran, dalam bentuk yang jernih dan gamblang,
terhadap sejumlah objek simultan atau sekelompok pikiran.
5. Memori
Memori
merupakan kemampuan untuk menerima dan memasukkan (learning), menyimpan
(retention) dan menimbulkan kembali apa yang pernah dialami (remembering). Dalam proses mengingat informasi ada 3 tahapan
yaitu memasukkan informasi (encoding), penyimpanan (storage), dan mengingat
(retrieval stage).
Macam macam memori
a. Memori
sensoris.
Berbicara sensoris
berarti kita mengandalkan pengindraan. Informasi yang ada dalam bentuk
sensoris aslinya hanya bertahan beberapa saat pada memori sensoris. Jadi
penting bagi individu untuk memperhatikan informasi sensoris.
b. Memori
jangka pendek.
Sistem memori berkapasitas terbatas,dimana
informasi dipertahankan sekitar 30 detik. Kecuali, infomasi itu diulang atau
diproses lebih lanjut ( mencamkan sekehendak)
c. Memori
jangka panjang
tipe
memori yang menyimpan banyak informasi selama periode waktu yang lama secara
relative permanent.
1. Terjadinya Proses lupa
Kelupaan terjadi
karena materi yang disimpan dalam ingatan itu jarang ditimbulkan kembali dalam
alam kesadaran yang akhirnya mengalami kelupaan. Hali itu dikarenakan interval
merupakan titik pijak dari teori-teori tentang kelupaan.
Ada lima teori lupa, yaitu:
1.
Decay Theory (Atropi), teori ini
beranggapan bahwa memori menjadi semakin aus dengan berlalunya waktu
bila tidak pernah diulang kembali (rehearsal). Informasi yang disimpan
dalam memori akan meninggalkan jejak-jejak (memory trace) yang bila
dalam jangka waktu lama tidak ditimbulkan kembali dalam alam kesadaran, akan
rusak atau menghilang.
2.
Teori Interferensi, teori ini
menitikberatkan pada isi interval. Teori ini beranggapan bahwa informasi yang
sudah disimpan dalam memori jangka panjang masih ada dalam gudang memori (tidak
mengalami keausan), akan tetapi jejak-jejak ingatan saling bercampur aduk,
mengganggu satu sama lain. Bisa jadi bahwa informasi yang baru diterima
mengganggu proses mengingat yang lama, tetapi juga terjadi sebaliknya.
Bila informasi yang baru kita terima menyebabkan kita sulit mencari
informasi yang sudah ada dalam memori kita, maka terjadilah interferensi
retroaktif. Sedangkan, bila informasi yang kita terima sulit untuk diingat
karena adanya pengaruh ingatan yang sama, maka terjadi proses interferensi
proaktif.
3.
Teori Retrieval
Failure, teori ini
sebenarnya sepakat dengan teori interferensi bahwa informasi yang sudah
disimpan dalam memori jangka panjang selalu ada, tetapi kegagalan untuk
mengingat kembali lebih disebabkan tidak adanya petunjuk yang memadai. Dengan
demikian, bila syarat tersebut dipenuhi (disajikan petunjuk yang tepat), maka
informasi tersebut tentu dapat ditelusuri dan diingat kembali.
4.
Teori Motivated Forgetting, menurut
teori ini, seseorang akan cenderung berusaha melupakan hal-hal yang tidak
menyenangkan. Hal-hal yang menyakitkan atau tidak menyenangkan ini akan
cenderung ditekan atau tidak diperbolehkan muncul dalam kesadaran. Jadi, teori
ini beranggapan bahwa informasi yang telah disimpan masih selalu ada.
Lupa Karena Sebab-sebab Fisiologis, para peneliti
sepakat bahwa setiap penyimpanan informasi akan disertai berbagai perubahan
fisik di otak. Perubahan fisik ini disebut engram. Gangguan pada engram
ini akan mengakibatkan lupa yang mengakibatkan amnesia.
Jenis-jenis memori jangka panjang: eksplisit dan
implisit
memori eksplisit(deklaratif):
mengasandalkan pengambilan pengalaman-pengalaman sadar dan menggunakan isyarat
berupa rekognisi dan tugas-tugas recall.memori ini terbagi lagi menjadi memori
semantik yaitu memori mengenai kata, konsep, peraturan, dan ide-ide abstak;memori
ini penting bagi penggunaan bahasa. sedangkan memori episodik merupakan memori
mengenai pengalaman-pengalaman khusus misalnya merasakan ciuman pertama.
memori implisit(non-deklaratif):
diekspresiksn dalm bentuk mempermudah kinerja dan tidak memerlukan rekoleksi
yang sadar.memori ini terbagi juga atas memori prosedural yang berkaitan dengan
keterampilan motorik seperti menulis, mengetik, kemampuan mengendarai sepeda.
memori prosedural tersimpan di serebelum sedangkan memori deklaratif yaitu
terdiri dari informasi dan pengetahuan mengenai dunia ini seperti lokasi pizza
terdekat, makna kata-kata tertentu. memori deklaratif tersimpan di korteks
serebral.