Sabtu, 10 Mei 2014

INVENTORI KEPRIBADIAN LAPORAN DIRI II

 TEKNIK- TEKNIK NODA TINTA

 - Rorschach. Salah satu teknik proyektif paling popular adalah penggunaan noda tinta Rorschach. Teknik ini, yang dikembangkan oleh psikiatris swiss Herman Rorschach (1921/1942), pertama kali dideskripsikan pada tahun 1921.
-  System komprehensif Exner.  Jhon E  Exner, Jr (1969) yang bekerja dengan Samuel Back dan  Bruno Klopfer, dua orang dari para pembuat sistematisasi Rorschach yang paling bervariasi. Melalui penelitiannya yang ekstensif atas penggunaaan klinik  tes Rorchach dan kepustakaan risetnya, Exner tertarik pada kemungkinan untuk menyuling semua segi yang secara empiris berguna dan dapat dipertahankan, yang dimiliki oleh metode itu, ke dalam satu system tunggal.
- Pendekatan-pendekatan alternative. Pendekatan ini lebih memusatkan perhatian pada interpretasi isi ketimbang pada variabel structural atau determinan perceptual respons. Meskipun begitu, skala isi  dan system penentuan skor yang ada tidak dapat diandalkan sebagai instrument psikometri untuk dapat digunakan pada diagnosis individual. Dalam adaptasi ini, tes noda tinta dipresentasikan untk intrerpretasi bersama oleh pasangan-pasangan nikah atau anggota-anggota keluarga lainnya, rekan-rekan pekerja, anggota-anggota gang remaja atau kelompok- kelompok alamiah lainnya. Melalui diskusi sdan negosiasi, para peserta harus mencapai kesepakatan tentang satu rangkaian respon yang tunggal  dan umum. Teknik ini telah digunakan dengan cukup ukses sebagai dasar.
- Teknik noda tinta Holtzman ( Holtzman Inkblot Technique). Teknik tinta Holtzman dirancang sedemikian rupa untuk memikirkan kekurangan teknik utama dari instrument yang lebih awal (dalam anastasi, 2007). Akan tetapi perubahan-perubahan dalam materi stimulus dan prosedur cukup ekstensif untuk memandang teknik Holtzman sebagai tes yang berbeda dan mengevaluasinya tanpa rujukan pada tes Rorschach .

                                                           TEKNIK-TEKNIK GAMBAR

·         Thematic Apperception Test. TAT mengajukan stimuli yang jauh lebih terstruktur dan meminta respons verbal yang lebih kompleks dan terorganisasi secara bermakna. Interpretasi atas respons-respons oleh penguji biasanya didasarkan pada analisa isi yang sifatnya agak kualitatif. Pertama kali dikembangkan oleh Henry Murray  dan stafnya di Harvard Psychological Clinic. Materi TAT terdiri dari 19 kartu yang memuat gambargambar kabur dalam warna hitam dan putih serta satu  kartu kosong.  Responden diminta untuk mengarang cerita yang sesuai dengan tiap gambar, menceritakan apa yang mengarah pada peristiwa sebagaimana tergambar dalam gambar itu, mendeskripsikan apa yang terjadi pada waktu itu, dan apa yang dirasakan serta dipikirkan oleh karakter dalam gambar, lalu memberikan hasilnya.
    Ikhtisar system penentuan skor yang digunakan dalam analisa isi atas  materi verbal telah dipersiapkan oleh Charles Smith dalam bekerja sama dengan Jhon W Atkinson, David C. McClelland dan Joseph Veroff (1992). Meskipun TAT asli dikatakan dapat diterapkan pada anak-anak mulai usia empat tahun, Children Aperception Test (CAT) secara khusus dirancang untuk digunakan pada anak-anak berusia 3 dan 10 tahun.
   Rosenzweig Picture Frustration Study.  TAT dan teknik-teknik yang menggunakan gambar untuk menstimulasi permainan fantasi yang bebas serta membangkitkan respons verbal yang rinci. Sebaliknya Rosenweig Picture Frustration Study ( P-F Study).  Instrument ini tersedia dalam bentuk terpisah  untuk orang dewasa, usia 14 tahun keatas, untuk remaja usia 12 hingga 18 tahun, dan untuk anak-anak berusia 4 sampai 13 tahun. Berasal dari teori frustasi  dan agresi si pengarang , P-F study menyajikan rangkaian kartu dengan satu orang membuat frustasi dan agresi si pengarang , P-F study menyajikan rangkaian kartu dengan satu orang membuat frustasi orang lain atau meminta perhatian untuk kondisi yang membuat frustasi dalam ruang kosong yang disediakan, responden menulis apa yang akan dikatakan oleh orang frustasi.

                                                               EVALUASI ATAS TEKNIK- TEKNIK PROYKTIF

Rapor dan kemamuan aplikasi.
Berpura-pura
      Penguji dan variabel-variabel situasional
      Norma-norma
      Reliabelitas
      Validitas
      Hipotesis proyektif
      Teknik proyektif sebagai instrument psikometrik
      Teknik-teknik proyektif sebagai alat-alat klinis





1 komentar:

  1. wah hari ini kelas psikodiagnostik menyenangkan dan waktu sungguh tidak terasa. hari ini saya benar- benar menyadari tes itu secara konkret, soalnya kemaren-kemaren hanya mengulas teorinya. hari ini tes inventory dan tes proyektif. te inventory yang kami lakukan tadi berkaitan dengan binatang, karakteristik serta sifatnya yang akan berasosiasi dengan dengan kepribadian kita sendiri. wah sungguh tes yang menyenangkan dan yaa,,, teori psikoanalisisnya mayoritas sesuai sih sama kepribadian saya. namanya juga asosiasi bebas. selain itu juga tadi diperkenalkan tes proyektif. nah,, tes proyektif ini instruksinya disuruh menggambar tentang orang. siapa aja sih. nah pada tes yang ini nyaris semuanya benar dengan keadaanku. mulai dari ukuran orang yang digambar, letak/ posisi. kesemuanya memiliki arti tersendiri. mas seta bilang semuanya secara tidak langsung mendeskripsikan diri kita sendiri melalui alam bawah sadar ( unconcious) seperti kata Freud.

    BalasHapus