Pada pertemuan kali ini, akan dibahas mengenai tes populasi
khusus, let"s learn!!!
TES-TES UNTUK POPULASI KHUSUS
Tes populasi khusus adalah tes-tes yang
digunakan untuk mengukur dari sisi usia, dsb, dan normal atau tidak normalnya
seseorang. Maksudnya adalah tes ini dikembangkan untuk digunakan kepada orang
yang tidak bisa diukur dengan cara yang biasa atau alat ukur tradisional.
Misalnya seseorang yang memiliki pendengaran yang lebih, tetapi memiliki
kekurangan dibagian lain. Contoh: tes untuk penyandang cacat, tuna grahita,
tuna netra, dll.
Tes ini dikembangkan untuk orang-orang yang tidak
bisa diuji dengan menggunakan cara-cara yang biasa. Instruksi bisa
diberikan lewat demonstrasi, gerak tubuh, dan pantomin.
* Prototipe tes kelpompok nonbahasa
adalah Army Examination Beta, yang digunakan untuk merekrut
orang berbahasa asing dan buta huruf. Selanjutnya tes
nonbahasa ini digunakan untuk anak sekolah dasar dan
prasekolah, dan buta huruf. Tes ini diselenggarakan secara individual.
contohnya: Akhir-akhir ini sering juga muncul pemberitaan
tentang orang tunanetra dengan prestasi tinggi, misalnya mereka yang dapat
mengoperasikan komputer dengan baik, atau berhasil meraih gelar akademik yang
prestisius, atau berhasil dalam karir profesionalnya. Masyarakat sering memandang
pencapaian seperti ini sebagai "langka tetapi nyata", sesuatu yang
mengagumkan. Pemberitaan seperti ini tidak berhasil mengubah stereotipe negatif
tentang ketunanetraan, karena di balik kekaguman itu tersirat pikiran bahwa
orang tunanetra pada umumnya tidak dapat atau tidak seharusnya demikian,
sehingga bila masyarakat melihat contoh orang tunanetra melanggar ekspektasi
negatif tersebut, itu hanya dipandang sebagai kasus kekecualian. Dengan kata
lain, ekspektasi masyarakat terhadap orang tunanetra masih tetap rendah.
Gambaran di atas
menunjukkan bahwa masyarakat masih cenderung memposisikan orang-orang tunanetra
sebagai kelompok yang oleh Pedersen (1981) disebut sebagai populasi khusus
(special population), yaitu kelompok minoritas yang sering dihambat aksesnya ke
berbagai layanan umum termasuk layanan konseling. Studi kasus ini bertujuan
menemukan apakah diskriminasi semacam ini dialami juga oleh siswa-siswa
tunanetra dalam layanan konseling di sekolah menengah tingkat atas reguler di
mana mereka merupakan kelompok minoritas di sekolah yang mayoritas siswanya
adalah orang awam.
dari kesemua postingan yang ada kali ini kita akan membahas sedikit sejarah psikodiagnostik:
BalasHapusIstilah psikodiagnostik pertama kali diperkenalkan oleh Herman Rorschach, menampilkan tesnya sebagai metode Psychodiagnostic (1921) yang disebut Tes Rorschach. Tes ini berkembang dalam bidang klinis. Metode ini menilai adanya kelainan-kelainan psikis pada seseorang pasien mental ( diagnose).
Sejarah singkat tes psikologi:
1862 Wilhem Wundt menciptakan penduluan untuk mengukur kecepatan berpikir.
1884 Francis Galton mengadministrasikan tes battery pertama untuk ribuan orang di International Health Exibit.
1890 James McKeen Cattel menggunakan istilah tes mental di dalam menggunakan alat tes battery yang iciptakan Galton.
1901 Clark Wissler menemukan fakta bahwa Brass instrument tidak memiliki korelasi dengan pencapaian nilai akademik seorang individu.
1905 Binet dan Simon menemukan tes kecerdasan modern pertama.
1914 Stern memperkenalkan konsep IQ.
1916 Lewis Terman merevisi alat tes Binet dan Simon lahirlah Stanford dan Binet revisi tahun 1937, 1960 dan 1968
1917 Robert Yerkes menciptakan Army Alpha dan Army Beta untuk merekrut sukarelawan Perang Dunia 1
1917 Robert Woodworth menciptakan personal data sheet, alat tes kepribadian pertama.
1920 Rorschach Inkblot ditemukan oleh Herman Rorschach
1921 Psichologycal Corporation, peneliti utama dari alat-alat tes psikolohi didirikan oleh Cattel, Thorndike, dan Wood worth.
1927 Edisi pertama Strong Vocational Interest Blank diterbitkan.
1939 Wechler- Bellevue Inteligence Scale diterbitkan revisi tahun 1955, 1981, dan 1997.
1942 Minnesota Multiphasic Personality Inventory diterbitkan
1949 Weschler intelligence scale untuk anak- anak diterbitkan revisi tahun 1974 dan 1991.
sumber: http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PSIKOLOGI/197803122005012-ITA_JUWITANINGRUM/1._sejarah_pengertian_%26_kedudukan_PD.pdf